Rabu, 14 November 2012

#tandatanyadantitik



            Aku terjebak di dua sosok yang belum tentu keduanya mencintaiku. Aku mencintai mereka. Bukan salah satu dari antara mereka tapi keduanya. Ini memang perasaanku. Rasa cinta satu hal yang sama sekali sulit terkendali. Hingga akhirnya aku terperosok di satu titik dan tenggelam dalam sebuah tanda tanya.
            Kamu adalah seseorang yang dingin dan begitu menyenangkan. Kamu sederhana bagai alunan piano yang mengalun sederhana memasuki relung jiwaku. Kau hujani aku dalam tenangmu. Tersenyum dirimu bertanda haru. Mencoreng debu hilangkan aku. Kau mengaliri jiwaku dengan segala keheninganmu. Namun karena sederhana itu yang buatku menjadi kalbu. Justru karena sederhanamu yang membuatku bingung. Justru sederhanamu itu sebuah teka-teki yang perlu aku cari jawabannya dan hanya tanda tanya yang aku dapat.
            Dia adalah sosok yang membuat hatiku lebih menyenangkan. Membuat tawaku erselip dalam hari-hari yang menyesakkan. Tingkahnya berlebihan namun karena itu yang aku perhatikan darinya. Dan tak ada kepura-puraan darinya. Namun tawanya bukanlah untukku. Si gadis biasa yang tak mampu berapa-adanya.
“kamu bodoh! Kamu biarkan hatimu sakit! Pelampiasanmu pun kau biarkan ikut menyakitimu. Seolah-olah mereka berdua sudah menyusun rencana buruk untukmu!”
            Aku biarkan ucapan mereka menjadi tawar dan tak berguna. Hingga mereka pun bosan menceramahiku dengan mulut mereka yang sudah berbusa dan meninggalkan aku yang tengah mematung memikirkan penyakitku. Mereka benci dengan sikapku yang seperti ini, tapi TEMAN tetaplah TEMAN.
            Mereka pergi. Aku menatap kepergiannya yang semakin menjauh dari pandanganku. Mereka pergi dan membiarkan aku sendiri. Dan aku menangis.
            “kamu nggak seharusnya menangisi orang yang belum tentu mengerti apa itu arti tangis!” sanggah seorang pria mencobamenemani kesendirianku. “tapi ini perasaan dan bukan aku yang menginginkannya!”
“jadi kau mau apa dari mereka berdua?”
“cinta?” jawabku polos.  “apa yang kau inginkan dari mereka selain cinta? Toh, kamu tahu mereka tak membalas cintamu.”  Aku hanya mampu mematung.
“kau egois! Kau biarkan dirimu terluka hanya demi mendapatkan cinta mereka. Sedangkan orang yang mencintaimu sama sekali tak kau anggap sama sekali! Kau lebih mementingkan perasaanmu!”
“memang aku egois! Dan semua orang egois! Termasuk kau! Siapa yang akan bertahan dengan wanita egois sepert aku, hah?” “ masih tak mengertikah kau?  Siapa yang selalu memberikan pundak untukmu saat kau menagis?” katanya “ aku....! aku yang rela sakit melihatmu berjuang mendapati orang yang kau cintai itu. Aku menahan perih menatapmu yang selalu dalam sendu. Kau tak mengerti perasaanku.”sambungnya lagi.
            Aku hanya mampu mematung. “aku selalu memperhatikanmu dari jauh dimana kamu memerhatikan orang lain yang bukan aku. Apa kamu merasa sakitku? Kamu enggak merasa bagaimana rasa perihnya hatiku sama seperti mereka yang juga tak merasakan perihnya sakitmu.”
“aku mohon jangan seperti ini...!”ucapku tak enak.
“Tolong beri aku alasan mengapa kamu mencintai mereka dan beri aku alasan mengapa kamu tak bisa mencintai aku!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar