Memang tak nyaman akhir-akhir ini seperti ada sepasang mata
yang terus menyorotiku. Ada perasaan tak enak untuk menuduh siapa dia. Tapi
yang aku rasa sosok itu berada diantara kerumunan perempuan-perempuan
berkerudung nan cerewet. Aku yang hanya mampu sedikit-sedikit mencuri pandang
ke arah situ tak mampu 100% membenarkan kesimpulanku. Timbul rasa bangga yang
muncul dari kawah antah berantah karena mungkin dia salah satu penggemarku.
Bum! Sebuah bola meluncur dan mengenai tepat punggung karibku. Sikap kekanakanku
selalu muncul tiap kali aku berkumpul dengan mereka. Kadang aku mencoba
mengendalikannya agar tak terlihat buruk didepan para penggemar. Dahaga mulai
menyerang, mengeringkan kelembapan tenggorokanku.
Mungkin sebuah minuman dingin akan membantu. Tatkala aku
membeli minuman itu, aku mulai lagi merasa diperhatikan. Aku menebar pandang
dan melayangkannya ke tempat yang sedari tadi menjadi incaran untuk aku
selidiki. Dan tepat sekali seseorang yang tiba-tiba mengalihkan pandangnya
dariku saat aku mulai menatapnya. Rasanya memang dia yang akhir-akhir ini
melihatku terus.
Bisa aku ingat kalau dia adalah seseorang diantara banyaknya
orang yang menyaksikan penampilanku saat bulan bahasa. Rasa penasaran mulai
merebak mencari tahu siapa dia sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar